Aku mendapat
kesempatan
untuk
menempati Gedung
perkantoran
yang baru.
Cukup sulit
memang untuk
move on dari kantor yang lama,
khususnya
dari ruang kerjaku, 506.
Ada banyak
kenangan
bahkan
kenyamanan,
cerita, dan canda
tawa
yang
tertinggal di sana.
Akupun
sempat gagal
move on sesaat aku
harus meninggalkan
zona nyaman
di tempat
tinggalku
di
Yogyakarta untuk memulai
karya di
tempat kerjaku
yang baru
ini.
Aku
merefleksikannya
sebagai
ajakan untuk
memulai
hidup yang baru
tanpa
melupakan masa lalu
melainkan,
meminjam kata-kata
dari Andar
Ismail,
“membuahkan
masa lalu”[1]
Aku harus
belajar dari
kesalahan
yang aku perbuat
di masa
laluku, tempat kerja,
maupun
tempat tinggalku.
Mengambilnya
sebagai
sarana untuk
mendewasakan
hidup dan
memperbaiki diri
melalui
rahmat sang pencipta:
“Kamu akan Kuberikan hati
yang baru, dan
roh yang baru
di dalam batinmu
dan Aku akan
menjauhkan dari tubuhmu
hati yang keras dan
Kuberikan kepadamu
hati yang taat”[2]
Sebelumnnya:
Apa Kabar "L"?
Selanjutnya:
Time Flies
[1] Kita diajak untuk
mengintegrasikan apa yang dulu terjadi dengan apa yang sekarang bisa kita
lakukan. Kita memetik hikmah dari suka duka masa lalu. Kita menjadikan masa
lalu berguna baik untuk kita sendiri maupun orang lain dan generasi berikutnya”
(Ismail, 2015, hal 58.)
[2] Yehezkiel 36:26
No comments:
Post a Comment