PDO di Surabaya merupakan kegiatan terakhir yang
diselenggarakan oleh pihak AMINEF. Setelah itu, saya meluangkan waktu untuk memulai
mempersiapkan semua barang yang akan saya bawa ke Amerika Serikat, packing time! Pertama, saya mempersiapkan 2 buah koper berukuran
28” dan 24”.
Saya membelinya di Ambarukmo Plaza [Amplaz]
Yogyakarta. Harga koper 28”
berkisar antara Rp 700 ribu
hingga Rp 1 juta rupiah, sedangkan koper 24” berkisar antara Rp 400 – Rp 700 ribu, di mana kualitasnya,
saya rasa, sudah bagus. Sebagai informasi saja, saya membelinya pada bulan Desember
2017, waktu di mana banyak pusat perbelanjaan menawarkan
diskon akhir tahun. Bagi kalian yang berdomisili di Yogyakarta dan
sekitarnya, silahkan mengunjungi tempat yang sama. Koper yang saya beli mempunyai
fasilitas TSA lock[1], yang, konon katanya, akan memudahkan pihak
keamanan [imigrasi] Amerika untuk, jika diperlukan, memeriksa barang
barang di dalam koper tanpa merusaknya. Saya juga membeli
gembok TSA tambahan untuk menutup bagian luar kopernya.
Selanjutnya, saya membuat list barang-barang apa saja yang perlu dibawa [baca: dimasukan ke dalam koper] agar tidak ada
satupun barang yang terlewatkan. List ini
hanya sebagai referensi saja berdasarkan pengalaman saya yang belajar di Washington State University,
bagian barat Amerika Serikat.
Pakaian dan rekanannya [tidak perlu terlalu banyak jumlahnya; pengalaman tinggal di Washington State, saya jarang sekali berkeringat]
|
Peralatan Mandi[2]
|
Barang Pendukung
|
Surat-Surat
|
Baju Hem
[untuk kuliah]
|
Sabun mandi
|
Laptop
|
Pasport dan visa
|
Baju kaos
[untuk jalan-jalan]
|
Shampo
|
Charger laptop
|
DS 2019 asli
|
Baju kaos
[untuk tidur]
|
Sikat gigi
|
Hp android
|
Copy DS 2019
|
Baju kaos polos
[pelapis baju hem]
|
Pasta gigi
|
Charger Hp
|
Copy[3]
akta kelahiran
[terlegalisir]
|
Kaos dalam
|
Deodorant
|
Power Bank
|
Copy terjemahan akta kelahiran
|
Setelan Jas
|
Handuk
|
Headset
|
Copy Ijazah S1 dan S2 dan terjemahannya
|
Jas informal
|
Sisir
|
Adaptor Universal
|
Copy akta pernikahan
[terlegalisir]
|
Celana panjang jeans
|
Alat cukur
|
Buku Jurnal
|
|
Celana pendek
|
Tissue kering
|
Botol air minum
[semacam Tupperware]
|
|
Celana olahraga [celana training panjang][4]
|
Tissue basah
|
Payung kecil
|
|
Sweater
|
Gunting kuku
|
Jas hujan
|
|
Jaket
|
Gunting kumis
|
Bendera Indonesia
|
|
Penutup kepala
|
Gunting kertas
|
||
Kaos tangan
|
Selotip dan sejenisnya
|
||
Kacamata anti radiasi [computer]
|
Alat tulis (2-3 bolpen)
|
||
Selendang
|
Sambal
|
||
Ikat pinggang
|
Obat flu
|
||
Kaos kaki
|
Obat batuk
|
||
Sepatu formal
|
Vitamin C
|
||
Sepatu casual[5]
|
Obat radang tenggorokan
|
||
Sandal jepit
|
Tolak angin
|
||
Sapu tangan
|
Obat sakit perut
|
||
Minyak kayu putih
|
|||
Obat pribadi lainnya
|
Biasanya, para penerima beasiswa [baca: Ph.D Fulbright-DIKTI)
akan memperoleh tiket keberangkatan dengan maskapai Amerika, Delta Airlines, di mana saya diperbolehkan untuk membawa 2 buah koper
masing-masing seberat 23kg. Saya percaya kalian mempunyai adat istiadat
sendiri dalam menyusun barang-barang [di atas] ke dalam koper. Namun
demikian, saya sangat menyarankan agar kalian mengukur
dengan seksama berat masing-masing koper agar tidak kelebihan
beban, yang biayanya bukan menjadi tanggung jawab pemberi
beasiswa.
Saya mengelompokan barang-barang tersebut sesuai dengan fungsi dan memasukannya ke dalam
plastik transparan berwarna putih agar memudahkan pihak
keamanan memeriksanya jika memang sewaktu-waktu dibutuhkan.
Untuk menjaga barang-barang tersebut, saya juga membuat semacam label bertuliskan nama
saya
untuk dapat ditempelkan ke koper dan peralatan yang
saya bawa. Yang terakhir, saya membawa satu buah ransel untuk
menyimpan laptop dan surat-surat tersebut di atas, dan satu
buah tas kecil [baca: tas samping] untuk menyimpan dompet dan
handphone.
Setibanya di Amerika Serikat, teman-teman bisa membeli peralatan tambahan di pusat perbelanjaan seperti Walmart, Dollar Tree (semua barang yang dijual berharga $1), atau di Goodwill/ Thrift Store (toko barang bekas di mana teman-teman bisa membeli jaket, sepatu (untuk musim dingin), barang-barang dapur, maupun furniture rumah dengan kualitas baik dan harga yang terjangkau).
Selamat siap-siap, ya! 😊
Lessons learned:
[17]Luangkan waktu 2-3 minggu [baca: jauh-jauh
hari] sebelum keberangkatan untuk packing
[18]Membuat list barang -barang apa saja yang akan
dibawa
[19]Mengukur berat masing-masing dengan seksama
[20]Mintalah bantuan teman untuk mengecek
barang-barang yang akan dibawa
Disclaimer: This blog is not an official blog of the U.S. Department of State blog or any other institutions mentioned here. All views, comments, and information described here are merely author’s own and are solely used to share his experiences pursuing the chance to study abroad through Fulbright Scholarship. Thus, they do not represent the official information of the scholarship. For inquiries related to the official information can be found on the official website of the scholarship
Sebelumnya:
Selanjutnya:
[1]
Merupakan fasilitas
keamanan untuk menutup koper dan menguncinya dengan menggunakan tiga hingga
empat kombinasi angka.
[2] Saya pribadi membawanya
untuk estimasi kebutuhan mandi selama 1 bulan
[3]
Secara pribadi, saya
memutuskan untuk juga membawa dokumen aslinya.
[4]
Bisa digunakan untuk
tidur saat musim dingin tiba
[5]
Saya menyarankan agar
membawa sepatu yang nyaman jika digunakan untuk berjalan.
No comments:
Post a Comment