Sejenak Hidup di Udara

Jumat, 13 Juli 2018 merupakan hari bersejarah di dalam hidup saya karena untuk pertama kalinya, saya mempunyai kesempatan untuk bepergian ke luar negeri [gratis 😊]. Sekitar pukul 17.30, saya memulai perjalanan dari Jakarta menuju Singapura. Saya harus transit semalaman di bandara Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Jepang keesokan harinya. Namun, saya bersyukur sekaligus mengucapkan terima kasih kepada sponsor beasiswa yang menyediakan voucher selama 6 jam untuk berada di premium lounge yang ada di bandara. Singkatnya, dengan voucher ini, saya bisa mempunyai tempat untuk sekedar meregangkan badan dan menikmati santap makan malam sepuasnya. Menariknya, saat memesan minuman, saya mempelajari kosakata baru: a bottle of room temperature water, untuk menyebut air mineral tanpa es/ tidak dingin, yang biasanya, di kehidupan sehari-hari saya, disebut dengan istilah no ice ðŸ˜Š. 


Perjalanan dari Singapura menuju Jepang terasa lama karena ditempuh sekitar 8 jam, waktu mengudara yang baru bagi saya karena penerbangan domestik di Indonesia yang saya pernah tempuh biasanya memakan kurang lebih satu hingga dua jam penerbangan. Selama perjalanan di dalam pesawat, Delta Airlines, saya tidak khawatir akan kekurangan makanan dan minuman karena para awak pesawat, dengan keramahannya senantiasa menawarkannya setiap 2-3 jam perjalanan. Menariknya, saya bisa bebas memilih menu makanan dan minuman yang saya inginkan. Sesekali saya meminta minuman orange juice yang mengandung banyak vitamin C dan susu putih [tanpa es]. Jadi, kalian pasti kenyang di dalam pesawat! Sebagai informasi,  selama di dalam pesawat saya juga mengkonsumsi  banyak air putih cukup banyak dan sebisa mungkin berusaha untuk tidur untuk menjaga kondisi badan. Saya mendapatkan semacam ikat penutup mata dari pihak maskapai untuk membantu saya terlelap. Selanjutnya, saya melanjutkan lebih dari 12 jam perjalanan menjelajah samudera dan benua melalui udara, dari Jepang menuju Detroit, tempat di mana saya menginjakan kaki saya pertama kalinya di benua Amerika. Intinya, terima kasih kepada sang Pemberi hidup atas pengalamanNya untuk sejenak hidup di udara.


Lessons learned:
[21] Usahakan untuk mengkonsumsi banyak air putih dan yang mengandung banyak vitamin C
[22] Luangkan waktu untuk tidur beberapa jam selama di perjalanan
[23] Oh iya, kenakan jaket/baju hangatmu selama di dalam pesawat, AC nya dingin! 😊

Disclaimer: This blog is not an official blog of the U.S. Department of State blog or any other institutions mentioned here. All views, comments, and information described here are merely author’s own and are solely used to share his experiences pursuing the chance to study abroad through Fulbright Scholarship. Thus, they do not represent the official information of the scholarship. For inquiries related to the official information can be found on the official website of the scholarship.


Sebelumnya:
Packing Time!

Selanjutnya:
Cerita dari East Lansing

No comments:

Post a Comment