Telepon selularku membunyikan
nada alarm di pagi hari.
Saat di mana aku membuka mata
untuk memulai aktifitas hari ini.
Aku mengawalinya dengan doa
bersyukur dan berterima kasih.
Aku memanjatkan doa dan harapan,
cita-cita dan mimpi
agar sampai ke tujuan hidupku:
memuliakan nama Tuhan, [1]
menyelematkan jiwa-jiwa, [2]
membagikan apa yang aku tahu,
apa yang aku punya,
dan apa yang aku rasa.
Aku melihat seorang mahasiswa
kadang berkelompok.
Mereka mengetuk pintu
dan menunggu gilirannya masuk
ke ruangan untuk bertemu dengan dosennya.
Ada yang membahas skripsinya,
meminta bimbingannya,
membagikan kebahagiaanya,
bahkan mengutarakan keluh kesahnya.
Sangat nyata terasa
seorang dosen adalah
(harus belajar menjadi) home [3]
bagi para mahasiswanya.
Sebelumnya:
My Best!
Selanjutnya:
Apa Kabar "L"?
[1] Ad Majorem Dei Gloriam, direfleksikan oleh Rebeca Ruiz
[2] Refleksi kegiatan MAD (Magis Action Days) ku di tahun 2015
[3] Aku sangat tersentuh oleh kata home yang dipaparkan dalam Buku “Drive-Thru: Menemukan Tuhan di Perjalanan” karya Rm. Mutiara Andalas, S.J. Ia merasakan bahwa seorang Ibu adalah home bagi keluarganya sekarang. Mengutip dari Henri J.M. Nouwen, Ia menggambarkan home sebagai suatu tempat yang membebaskan manusia dari kekhawatiran dan ketertekanan.
No comments:
Post a Comment